22 MARET 2013

Selasa, 09 April 2013


Aku ingin menangis, sekeras-kerasnya agar kamu tahu bagaimana rapuhnya aku saat ini. Aku ingin menangis saat aku bisa tertawa begitu lepas bersama teman-temanku dan terlintas bayanganmu,senyummu,dan semua tentangmu. Tentang kamu yang tak lagi seperti dulu. Aku tidak tahu mengapa begitu sulit mengusir semua tentangmu dari ingatanku, aku tidak tahu atau karena tidak ingin. Aku tidak bisa melakukannya karena sebuah status yang sangat menggangguku. Kamu adalah kekasihku. Tapi kamu seperti  orang asing dalam hidupku. Dimana kamu saat aku kesepian, saat aku begitu lelah dan merasa seluruh tubuhku remuk, saat itu aku hanya ingin kamu mengingatku, hanya sekedar mengingat bahwa aku di sini membutuhkanmu, merindukanmu, dan sangat mengharapkan kehadiranmu.
Aku tidak pernah menuntutmu untuk selalu ada di setiap hariku, tapi apa salah jika aku berharap kamu mau perduli dengan keadaanku, peduli bahwa aku juga butuh kamu di sini untuk membuatku kuat menghadapi kejamnya hidup. Kamu selalu menyalahkan aku atas kondisi ini, kamu selalu mengatakan aku yang membuat semua keadaan ini menjadi begitu buruk, tapi apa pernah kamu menyadari apa kamu pernah mencoba untuk memperbaiki? Mencoba untuk peka terhadap keadaanku ? Apa kamu pernah sedetik saja mengingat perjuanganku untuk memperbaiki hubungan kita? Apa kamu pernah membayangkan bagaimana rasanya ketika kamu berada di tengah keramaian tapi kamu merasa begitu sepi? Bagaimana kamu menjadi orang paling munafik, munafik karena selalu berpura-pura tegar dibalik wajah tegas, tapi saat gelap dan suara jangkrik menyatu kamu begitu lemah dan seluruh tubuhmu merasa melebur, melebur melawan hati yang patah. Apa pernah sedikit saja kamu membuka hatimu untuk mengerti seperti apa aku ?
Kamu tahu bagaimana rasanya, ketika membuka mata hal yang pertama kali kamu inginkan saat bangun adalah mendapatkan pesan atau ucapan selamat pagi, atau sebuah kata kata penyemangat. Aku tidak mengharapkan setangkai bunga menanti di depan mataku saat membuka mata, atau sebuah cake berbentuk love dengan kata-kata romantis di dalamnya, aku hanya berharap ada sebuah pesan ucapan selamat pagi di ponselku.Namun lagi lagi yang aku temukan hanya sebuah layar kosong atau sebuah ucapan yang menuntutku untuk bertanggung jawab dengan tugasku. Kamu tahu seharian itu aku menunggu, menunggu saat pagi berlalu akan ada ucapan selamat siang dan begitu hingga malam aku menunggu,bahkan hingga pagi dan malam silih berganti aku tetap menunggu,dan lagi lagi harapanku pupus. Mungkin memang benar apa kata mereka, aku bodoh. Bodoh karena aku mencintai orang yang hatinya bukan untukku. Aku menyia-nyiakan banyak orang yang mencintaiku hanya untuk mempertahankan orang yang justru mengabaikanku.
 Kamu tahu bagaimana rasanya ketika kamu melihat sepasang kekasih yang bermesraan begitu hangat, lalu kamu tersenyum dan refleks mengetik pesan 'hay apa kabar?' untuk orang yang ada dalam pikiranmu, lalu sedetik setelah pesan terkirim wajahmu menunduk lesu, menyadari betapa bodohnya kamu karena orang yang kamu kirimkan pesan tak akan mungkin membalas pesanmu, mungkin melihatnya saja sudah suatu keajaiban. Kamu tahu bagaimana rasanya setelah itu menunggu dengan cemas setiap ada pesan masuk, dan berkali kali kecewa karena itu bukan dari orang yang kamu harapkan.


Aku tidak tahu harus bersikap seperti apa untuk mempertahankan hubungan yang sudah berkali kali membuatku merasa begitu tak berarti di matamu.
Aku lelah. Sangat lelah menghadapi kenyataan kamu mengabaikanku. Menghadapi kamu yang tak pernah memikirkanku dan asyik dengan duniamu sendiri. 
Mungkin seharusnya aku sadar ketika kamu mengatakan jenuh denganku itu adalah sebuah kode untukku pergi dari hidupmu. Ya mungkin aku terlalu bodoh untuk memahami kode itu. Mungkin sudah seharusnya aku berhenti. Berhenti untuk berjuang. Karena aku merasa begitu bodoh memperjuangkanmu yang sudah jelas menganggapku prioritas ke sekian dalam hidupmu. Aku mohon jangan beri aku harapan palsu lagi. Terserah setelah ini kamu mau berpikiran apa tentangku, kamu mau menganggapku seperti apa, aku tidak harus memperdulikannya bukan?

MENYERAH

Senin, 08 April 2013



Aku tidak tahu apa yang harus aku ungkapkan tentang perasaanku saat ini. Aku tidak tahu bagaimana caranya Menjelaskan atau bahkan hanya sekadar berbagi dan bercerita tentang apa yang aku rasa terhadap sekelilingku. Yang aku tau rasanya begitu sakit dan hampa saat mengetahui perasaanmu terhadapku saat ini.
Aku tidak tahu bagaimana bisa tubuhku yang berada di kelasnya pak Gio, mataku menatap ke LCD Proyektor yang menyala begitu cerah, suara anak anak sekelas yang tertawa riuh saat menonton film yang diputar, terasa begitu hambar dan kosong di mata dan telingaku. Aku tidak tahu apa diriku masih berada di sana sekarang. Yang aku tahu pikiran dan anganku sedang terbang jauh di masa lalu. Masa yang menarikku pada sejuta kenangan indah yang membuatku untuk ingin tetap tinggal di dalamnya. Masa yang membuatku sadar bahwa dunia waktu berputar begitu cepat, terlalu cepat, tanpa bisa aku prediksi bahwa kenangan itu berakhir tanpa memberi aku kesempatan untuk menampungnya dalam wadah yang besar. Pikiranku melambung dan tenggelam dalam masa silam yang membuatku muak, muak karena aku sadari , aku, dan juga kamu ternyata sama-sama terjebak di dalamnya, kita terlalu menikmati masa itu, dan tanpa kita sadari masa itu lah yang membunuh kita secara perlahan tentang apa yang sudah kita perjuangkan untuk masa depan.
Kamu. Ya kamu yang sudah memberikan warna indah di masa itu. Kamu yang memulai mengajakku untuk keluar dari masa-masa itu, keluar dan menghadapi dunia baru. Dunia yang pada awalnya begitu indah dan jauh lebih indah dari masa itu. Namun tiba-tiba kita sampai pada suatu titik yang menyadarkan bahwa kita begitu melangkah terlalu jauh dari masa itu. Dan ketika kamu membawa begitu jauh perasaan, bahkan hatiku ke dunia baru, kamu tunjukkan kenyataan yang sebenarnya. Kenyataan yang selama ini tertutup fatamorgana. Kenyataan yang sangat menyakitkan. Kenyataan yang memaksa kita untuk terhempas dalam benak masa lalu, tapi tak mungkin untuk kembali ke sana karena kita sudah melangkah terlalu jauh. Kamu menginginkan untuk kembali dan aku menginginkan untuk terus melangkah ke depan apapun rintangan yang akan aku hadapi nanti.
Aku tersadar saat tepukan seorang teman mendarat di pundakku, dan mengatakan bahwa pelajaran Pak Gio sudah selesai. Satu jam berlalu, dan dimana aku selama satu jam itu ?Aku merasa begitu kosong sejak membaca sms darimu, sebuah pesan singkat yang mampu melumpuhkan segala urat saraf di tubuhku, bahkan mematikan seluruh membran sel yang bekerja di otakku. Sebuah pesan yang menyatakan bahwa kamu, kamu yang memulai mengajakku ke dalam hubungan yang rumit ini, tiba tiba mengajakku kembali ke masa ketika kita menjadi sepasang sahabat yang bisa tertawa lepas tanpa sebuah masalah yang diributkan. Hey kamu anggap apa hatiku ini? Aku yang mengagumimu sejak empat tahun lalu, aku yang hanya bisa menjadi pengagum rahasia karena semua rasa itu harus tertahan dengan sebuah dinding pertemanan, lalu kamu menghilang dalam waktu yang cukup lama, membawa semua perasaanku itu. Tanpa sengaja Tuhan mempertemukan kita kembali, mungkin bukan tanpa sengaja melainkan sebagai takdir. Kamu datang lagi di hidupku, mengatakan kamu mencintaiku bahkan sejak 4 tahun yang lalu, saat yang sama denganku jatuh cinta denganmu. Kamu mengenalkan aku pada cinta yang indah, kamu buat rasa yang dulu aku buang jauh kembali lagi bahkan dengan intensitas yang jauh lebih besar. Dan tiba tiba kamu menjauh dariku, lalu kamu bilang ingin kembali saja ke masa masa ketika kita menjadi sahabat dulu.
Aku punya hati. Aku hanya wanita biasa yang tidak sekuat dan setegar dirimu. Aku sakit. Sangat sakit ketika kamu tarik ulur perasaanku. 

AKU TIDAK SENGAJA

Kamis, 14 Februari 2013


Aku tidak sengaja jatuh cinta. Aku tidak sengaja mencuri-curi pandang ketika aku bersama kamu. Dan ketika kamu melihat ke arahku, aku tidak sengaja membuang pandanganku sejauh-jauhnya, lebih jauh dari rekor lempar lembing yang pernah tercipta, hanya untuk tetap menjaga kamu tidak tahu aku sedang memandangmu. Aku tidak sengaja diam dan menjadi pendengar yang baik saat kamu bercerita begitu banyak dan lepas terhadapku. Aku tidak sengaja menyukai bola mata teduhmu itu. Aku tidak sengaja menyukai senyum unikmu itu.
Aku tidak sengaja merasa senang berada dalam satu momen bersamamu. Aku tidak sengaja mengharapkan kamu ada ketika kamu dan aku tidak dalam ruang dan waktu yang sama. Celingukanku membuktikannya.
Aku tidak sengaja berharap semua barang yang kupinjamkan atau kau pinjamkan padaku tidak aku kembalikan sekaligus. Aku tidak sengaja berharap kamu meminjam satu barang lagi dariku setiap kamu mengembalikan barang lainnya. Semuanya tidak sengaja beralasan agar kita tetap bertemu.
Aku tidak sengaja mengaktifkan phenylethylamine dari sistem limbik otakku saat dekat kamu. Dan itu memicu euphoria. Aku tidak sengaja sangat suka suara tawamu terhadap leluconku. Ketika kamu aku goda, aku tidak sengaja nyaman menerima cubitan manja kamu yang mendarat di pipiku. Aku tidak sengaja panik jika kehabisan bahasan obrolan ketika aku berbincang dengan kamu. Aku tidak sengaja memanyunkan bibirku saat kau menggodaku, dan wajahku tak sengaja tersipu malu. Rasanya dimensi waktu lari terbirit-birit jika aku sedang bersama kamu, seolah kebersamaan aku dan kamu begitu menakutkan bagi waktu.