Aku tidak sengaja jatuh cinta. Aku tidak sengaja
mencuri-curi pandang ketika aku bersama kamu. Dan ketika kamu melihat ke
arahku, aku tidak sengaja membuang pandanganku sejauh-jauhnya, lebih jauh dari
rekor lempar lembing yang pernah tercipta, hanya untuk tetap menjaga kamu tidak
tahu aku sedang memandangmu. Aku tidak sengaja diam dan menjadi pendengar yang
baik saat kamu bercerita begitu banyak dan lepas terhadapku. Aku tidak sengaja
menyukai bola mata teduhmu itu. Aku tidak sengaja menyukai senyum unikmu itu.
Aku tidak sengaja merasa senang berada dalam satu
momen bersamamu. Aku tidak sengaja mengharapkan kamu ada ketika kamu dan aku
tidak dalam ruang dan waktu yang sama. Celingukanku membuktikannya.
Aku tidak sengaja berharap semua barang yang
kupinjamkan atau kau pinjamkan padaku tidak aku kembalikan sekaligus. Aku tidak
sengaja berharap kamu meminjam satu barang lagi dariku setiap kamu
mengembalikan barang lainnya. Semuanya tidak sengaja beralasan agar kita tetap
bertemu.
Aku tidak sengaja mengaktifkan phenylethylamine dari sistem limbik otakku saat dekat kamu. Dan
itu memicu euphoria. Aku tidak sengaja sangat suka suara tawamu terhadap
leluconku. Ketika kamu aku goda, aku tidak sengaja nyaman menerima cubitan
manja kamu yang mendarat di pipiku. Aku tidak sengaja panik jika kehabisan
bahasan obrolan ketika aku berbincang dengan kamu. Aku tidak sengaja
memanyunkan bibirku saat kau menggodaku, dan wajahku tak sengaja tersipu malu.
Rasanya dimensi waktu lari terbirit-birit jika aku sedang bersama kamu, seolah
kebersamaan aku dan kamu begitu menakutkan bagi waktu.
Aku tidak sengaja bahagia kaetika Kamu menawarkan baju
hangatmu ketika aku kedinginan. Ah, aku tidak sengaja terus membayangkan wangi
parfummu yang tertinggal di baju hangatmu. Bahkan aku masih menyimpan baju
hangat yang kamu pinjamkan untukku ketika malam itu kamu menjemput kedatanganku
di asrama haji sepulang aku dari Lombok. Terus menerus, hingga pagi
menjelang, handphone-ku adalah yang pertama ku-check. Aku tidak sengaja kecewa jika ada SMS namun bukan kamu pengirimnya.
Aku tidak sengaja khawatir jika tidak tahu kabarmu.
Demi Tuhan, aku tidak sengaja uring-uringan ketika
kamu tidak ada di tempat biasanya ketika aku cari. Aku tidak sengaja mencari
tahu banyak hal tentangmu.
Aku tidak sengaja jatuh cinta kepadamu. Aku tidak
sengaja benci membayangkan ini semua hanya pesan yang gagal aku decode dengan
baik. Pesan yang kamu kirimkan begitu rumit, atau alat pen-decode-ku yang kalut
tertutupi canggung, takut, rindu, cemas, harap, dan kawan-kawannya?
Aku tidak sengaja menjadikanmu “karena” dalam setiap
“mengapa” yang bermuara di benakku.
Maaf, aku tidak sengaja…
Kamu tidak harus sengaja untuk jatuh cinta.
*Dua teori yang pernah aku dengar: 1) Otak tidak bisa menerima kata
‘tidak’ 2) Tiada ketidaksengajaan di dunia ini.
–
ditulis setelah melewati bersama momen-momen berharga
dalam hidup, untuk kamu. Maaf telah membuatmu hujan-hujanan saat menjemputku
kemarin. Maaf aku tidak sengaja menjatuhkan kepalaku di bahumu.
0 komentar:
Posting Komentar